Bapak..maafkan anak mu ini... yang tidak sempat melihat wajah mu terakhir kalinya di hari itu. aku jauh di ujung pulau ini hanya bisa meneteskan air mata dan mencoba untuk tegar. kaulah ayah nomor 1 yang pernah ada. Sungguh sangat tidak meng-enak-kan... tinggal nun jauh di sana,,, maafkan aku kalau ketika aku telfon tidak mendengar suaramu dengan jelas,,, aku mersakan hembusan hari-hari terakhir mu ketika aku pulang. aku meraskan... kau akan pulang ke rumah yang lebih baik, tempat yang didalamnya penuh dengan kebahagian dan kenikmatan.
aku hanya bisa minta maaf.. dan maaf.. jikalau sikap ku di bumi ini mengganggu kebahagian mu di sana,,, bapak..masuklah dalam mimpi ku..agar aku bisa melihat sorotan kasih sayang dari mata mu dengan jelas, agar aku bisa yakin dengan seyakin-yakinnya..kalau engkau baik-baik saja di sana..... sang pemilik alam memang maha pemurah dan kasih sayang.. yang telah memberi mu rumah, sebaik-baiknya rumah,,
sekali lagi... kaulah bapak nomor #1 yang pernah ada. aku masih ingat... sebenarnya engkau kurang begitu suka dengan aku masuk di fakultas ini... tapi inilah takdirnya,,, maafkan aku... aku juga masih ingat kalau engkau menginkan aku masuk SOSIAL DAN POLITIK, engkau yang menginginkan aku menjadi seorang guru dan petani.. engkaupula yang menuntun aku sehingga aku bisa berdiri di tempat ini. dengan pandangan lurus ke depan. bukan pandangan lurus ke bawah.
owh ya.... bukan kah kau pernah melarang aku untuk berpacaran ??
tentu aja.. itulah larangan yang kau tujukan untuk ku.. yang belum sempat kau cabut hingga detik ini.. tapi tak apa,,aku sangat bersyukur dengan hal itu. Tapi hari ini.. anak mu yang lemah ini sedang jatuh hati dengan seorang gadis.... gadis itu akan ku ceritakan ketika aku berkunjung ke rumah mu yang abadi. dari sisi fisik sudah memenuhi kriteria yang kau syaratkan begitu juga dengan asal keluarga.nya.. kalau untuk agamanya tidak perlu dikhawatirkan.. namun untuk kekayaannya tidak aku pedulikan, karena aku ingin membangun sebuah keluarga besar tanpa bantuan dari keluarga besar kami. sebagaimana perjuangan mu yang telah kau lakukan untuk kehidupan kami yang lebih baik. sehingga ibu, kakak, aku, adik, dan masyarakat. merasakan manfaat dari keberadaan mu dan apa yang kau miliki.
Dia begitu baik,... sangat baik kepada ku... sangat perhatian.. tenang saja..kami tidak pacaran... aku juga tidak tau kenapa aku bisa jatuh hati ke gadis itu, dan begitu juga dengan gadis itu, bisa sangat baiknya kepada ku... semoga ini yang kau inginkan dari ku...
bapak..akhir-akhir ini.. masalah mulai menghampiri kami... aku dan sang gadis.. mungkin aku penuh kesibukan di kampus ini di tambah lagi aku sedang Ujian, dan amanah organisasi yang aku emban. aku tak akan bercerita apa masalahnya, karena aku tak ingin menggannggu kebahagian mu di sana.... doakan anak mu ini dan sang gadis,, baik-baik saja... semoga kita bisa melewati ini dengan penuh kesabaran dan saling pengertian. sebagaimana yang kau ajarkan kepada ku...
aku sayang kamu.... Bapak.
______________
*penulis lepas yang sedang belajar menulis. © 2013 amilin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nama