Selasa, 22 Januari 2013

Reformasi Hati

masih ingat ga? demo besar-besaran pada athun 1998, para mahasiswa yang tidak puas dengan rezim orde baru berusa untuk menggulingkan sang kepala negara pada wakti itu. Ketidakstabilan ada di segala sisi, politik, sosial, ekonomi dan masih banyak lagi. Intinya rakyat menuntut keadaan seperti ini harus diakhir. !!!

Senin, 21 Januari 2013

Sang Pemilik Waktu

bingung mau nulis apa dan apa yang harus di tulis..... 
sebuah kisah akan ku ceritakan, penantian panjang akan berakhir dengan bertemunya waktu. semua telah direncanakan dan tetaplah sang pemilik waktu yang akan memutuskannya. aku hanya ingin menulis di atas kanvas ini. sebuah tulisan kecil yang akan memengaruhi pada kehidupan jiwa ini. 

aku tak tau apa pengaruhnya... yang jelas hidup ku gag akan sepi lagi.. semua yang ku rasakan kan ku tulis,,, insya'allah....  minimal sebagai media pembelajaran bagi jari-jari ini untuk tetap bergerak. ku tak pintar merangkai untaian kata menjadi mutiara kalimat yang mampu menggugah jiwa yang tengah tidur lelap atau berada di persimpangan jalan dengan segala masalah yang ada. 

aku tau... akan banyak kritikan atau mungkin sedikit masukan serta tanpa pengharapan pujian untuk tulisan ini. aku sangat bangga dan bersyukur dengan karunia tuhan ini. 10 jari tangan dan 10 jari kaki Sungguh sempurna ciptaanNya. maka Nkmat tuhan yang mana kah yang kau dustakan ??

merenung sejenak... pergi dari kebingaran dan bisikan jiwa-jiwa yang tak suka dengan kenikmatan yang tengah di dapat oleh saudaranya. Bukan lari dari masalah tapi hanya merehatkan jiwa ini, karena setiap yang telah diciptakan oleh sang pemilik waktu, mempunyai hak. Hak untuk Istirahat,

wahai... sang pemilik waktu.......
masih adakah waktu untuk ku agar aku bisa selalu hidup dengan membawa kebaikan-kebaikan sebagai pancaran akan kasih sayang mu. Engkaulah Maha Kasih Sayang, yang telah mengirimkan ras itu kesetiap jiwa yang bernyawa. Semoga jiwa-jiwa ini dapat melaksanakan perintah kasih sayang mu dengan adil dan bijak.  



Sungguh engkaulah SANG PEMILIK WAKTU yang LUAR BIASA,  tiada satupun yang dapat menandingi kedigdayaanMU

#pertama

wah..... sekarang sudah tahun ke Tiga di IPB. sudah banyak ilmu dan pengetahuan yang diberikan.. namun petanyaannya apakah akan berkh dan bermanfaat ? waalahu a'lam, semoga saja... aamiin.
gag nyangka bisa kuliah di salah satu Universitas yang di segani. dari lahir bathin memang sungguh sangat menakjubkan. terlebih lagi masuk di kampus ini dengan beasiswa penuh.,mulai dari SPP sampai uang jajan. Alhmdulilllah... :D
ku beranikan menulis catatan ini, edisi impian-impian.ku... tak banyak yang ku impikan di kampus ini, yang terpenting bisa lulus tepat waktu 4 tahun dengan membawa ilmu yang bermanfaat, dunia akhirat. aamiin.  tapi akan ku mulai dengan secuil impian untuk merubah daerah.ku... di lahirkan dan dibesarkan di desa dengan kondisi masyarakat yang mayoritas berpendidikan sampai ***. itulah desa.ku...
lantas apa yang akan ku perbuat..... ???
Semoga dengan modal keeranian dan ilmu yang telah ku dapat dari fakultas peternakan IPB dapat menjadi awal dari perubahan yang besar..
owh ya... sebelumnya akan aku ceritakan.. tentang keluarga.ku..... ini penting karena aku ingin catatan ini dapat di baca oleh anak cucu.ku... seandainya aku gag berkeluarga minimal keponakan.ku bisa memahami apa yang kurasa.
Lahir dari keluarga petani yang alhmdulillah bisa di bilang berada. Namun apa yang ada di keluarga ini bukanlah usaha yang mudah. pernah suatu kali bapak,ku bercerita.
"dulu bapak, sekolah harus berjalan 7 KM lebih tanpa sepatu. belum ada SD baru ada SR (Sekolah Rakyat". Kondisi saat itu sangatlah sulit tidak seperti saat ini, kuliahpun bisa dilakukan dengan secara Online walaupun jaraknya beribu-ribu kilometer. Adalagi cerita...saat itu, untuk makanpun sangat terbatas karena kemampuan daya beli yang rendah, ditambah jumlah keluarga yang harus ditanggung sangat banyak,ada yang mempunyai anak sampai 14 nafas  . Sehingga sang orang tua harus pintar-pintar mengatur dan membagi agar anak-anak mereka tidak mati kelaparan. Itulah secuil kesulitan pada zamannya. Bagaimana bs sekolah untuk urusan perut masih menjadi masalah utama. tak sedikit yang tidak lulus di SR, termasuk bapak.ku tapi bukan karena urusan perut beliau berhenti. Namun karena jarak yang jauh dan ada masalah yang lebih penting dari sekedar gelar.

.
inilah bagian pertama untuk yang mengawali perjalanan IMPIAN KU.....
SEMANGAT PERUBAHAN...!!!



Minggu, 20 Januari 2013

Tidur panjang





       
 " Semangat yang berapi-api dari tokoh yang telah memperjuangkan masa depan kaum santri serta ditemani sahabat-sahabat mahasantri, berpikir dan bekerjasama untuk mendokumentasikan serta memperjuangkan keberhasilan dari program ini ".


Terinspirasi dari semangat-semangat merekalah, bahwa pencapaian-pencapaian besar haruslah selalu disyukuri. ku ketikkan coretan-coretan sepenggal kisah, sepenggal opini, atau sepenggal untaian kata yang lalu lalang dalam benak maupun pikiran ini. Rasa takut yang menyelimuti dada membuat isi dalam dada  kita tertahan untuk keluar, mencurahkan segala isi. Rasa takut juga menghantui sehingga bulu kuduk pikiran merinding, ketakutan dari ancaman atau tuntutan dalam kehidupan yang selalu menuntut kita untuk menerima segala resiko.


Tidur panjang akan selalu mengikat kita untuk senantiasa berada dalam zona nyaman dan aman. seolah-olah hidup akan berjalan baik-baik saja tanpa adanya rintangan dan ujian. Kehidupan yang baik bukanah kehidupan yang selalu diliputi kenikmatan-kenikmatan saja, akan tetapi mampu memberikan ujian hidup sehingga kita akan tampil tegar dan tegap dalam melangkap. Pandangan mata ke depan, memandang bahwa hari kemarin tidak akan pernah kembali dan telah menjadi masa lalu, memandang bahwa hari ini, adalah kesempatan yang mungkin tidak akan pernah terulang kembali dan harus segera di ekskusi, dan hari esok sebagai masa depan yang harus disiapkan dari hari ini.


Kekuatan dari tidur panjang membuat otot-otot dalam tubuh kita terasa lemas, tiada bergairah, dan otak kita kering akan inspirasi. Pilihannya, ialah bangun atau tidur lagi... Pagi yang telah dilalui akankah menjadi cerita tanpa makna di esok hari ? atau esok hari sebagai hari penyesalan akan kelalaian kita di pagi kemarin. Kekecewaan selalu hadir dan bertanya-tanya Mengapa kau tak memanfaatkan hari-hari yang telah berlalu


*Enam Agustus duaribuduabelas*

semangat perubahan....

semangat belajar....

semangat menulis....


Edisi #1





"Bersama Ketua KMNU IPB di Kebun Raya Bogor dalam rangka Rihlah dan tadabbur alam"
"Bersama Ketua CSS MoRA IPB 2010-2011 dalam rangkah Funbike CSS Day"



#Awalnya


ini bukan hanya cerita tentang diri ku, tapi juga dirimu... namun saat ini.... cerita ini akan ku khususkan untuk diri ini yang rindu akan pengobat hati kerinduan..... sudah lama aku mengenal mu, mungkin engkau tak merasa kalau ada seseorang yang mengenal mu begitu lama. sesosok gadis yang tumbuh dan berkembang di tengah ramainya kota, dekat dengan hiru pikuk panasnya kota. Tetap tumbuh dan berkembang sampai dewasa saat ini. itulah yang aku bagi secuil tentang diri mu.... karena aku tak sanggup untuk menjelaskan keanggunan dan kekuatan hati yang tersimpan dalam kebaikan diri mu. Sungguh ku tak sanggup....

Aku tau... kau dekat dengan seseorang... mungkin sangat dekat... kedekatan yang membuat diri ini semakin jauh untuk mendekati diri mu... berkirim pesan pun ku tak berani, beruntung ku masih memiliki secuil keberanian untuk menghalau keputusasaan ini. kegalauan yang ku rasa semakin berkibar seiring berjalannnya waktu. Sungguh malang nasib.

Berlebihan.... Mungkin iya...
hati siapa yang kuat melihat seseorang yang diharapkan untuk menemani hari-hari ini, tengah bersama orang lain. Inilah kenyataannya... inilah yang harus dihadapi... bukan malah lari untuk mencari pengganti. terus dan terus menyemangati diri sendiri untuk memperjuangkan apa yang di inginkan tanpa bermaksud mengambil hak orang lain. 

Pesan terus ku kirim.... entah dia sudah bosen namun ku tak begitu peduli..*maafkan atas keegoisan diri ini*.. jawaban mu begitu indah, sangat singkat.... mungkin pesan ku tak begitu penting dibandingkan dengan si "DIA"... wajar..... 
perahu harapan terus ku gayung agar sampai di tepi pengharapan, menghindari hantaman ombak keputusasaan, menjauh dari santapan Hiau kegalauan. Harus ku gayuh.... inilah pilihan yang harus diputuskan.. Mati dalam pengharapan yang tidak perjuangkan atau hidup dengan memperjuangkan Bidadari Kecil Ku sampai beberapa tahun ke depan [~2,5]


~~~ ku sampaikan salam rindu tiada batas, untuk diri mu yang tengah berada dalam hangatnya kebersamaan keluarga ~~~





                                                                                                                                         

Tak ada alasan untuk tidak memenangkan





ahh..... bingung mau memulai dari mana.... takut ada yang ntr sakit hati, lebih tepatnya "khawatir" dapat predikat [ PHP ] huhuhuhu.... semoga semuanya khan baik-baik saja. aamiin.. :D
berada dalam keadaan yang tidak menguntungkan sangatlah tidak mengenakkan namun klo mw dinikmati bakal membawa cerita tersendiri. di samping sibuk mikirin UAS, juga mikirin sesosok yang selalu membayangiku dengan penuh harapan. harapan untuk bisa bareng2 di suatu saa nanti. sebenrnya tulisan ini mw curhat kegalauan ku aja.... hehehe.... 


Lanjut... !!! 

sekarang udah semester 5, beberapa minggu lagi udah masuk semester 6. namun tanda-tanda kepastian harapan itu juga belum muncul.. #mungkin nunggu lulus atau emang g suka aku.... *melas.e reghh :P. progres report tentang hati ini dengan hatinya juga baik-baik aja. artinya semua berjalan seperti air mengalir semoga tidak bermuara di comberan aja.... Aamiin....  
klo sms.an ama si "dya", fine2 aja.. tp klo yang tlf  ***** :(  cukup bersabar dan terus berjuang :D. mungkin benar kata Orang Bijak biarkan indah pada waktunya. tp masalah.e waktunya itu KAPAN ??? *gagsabar.com 

yaa sudahlah..... biarkan sang pemilik waktu yang menentukan tanggal maennya.. :) ;) 

nb : maaf klo tulisannya mbulet...  yang nulis pikirannya lgi mbulet juga :P hehhehe

Profil














NamaMoh Amilin
TTL

Banyuwangi, 26 Oktober 1991
AlamatP.M Al-ihya’
HobiMembaca dan jalan-jalan
Cita-citaGuru , Petani/Peternak, dan Motivator
MottoHidup adalah perjuangan dan pengabdian
No. Hp085648498030
Emailmoh.amilin10@student.ipb.ac.id
FbMuhammad Amilin/amilin_elhasan@yahoo.com
Riwayat Pendidikan
Lembaga PendidikanTahun Lulus
M.I Sunan Gunung Jati2004
SMP Unggulan Habibullah2007
M.A  Unggulan Amanatul Ummah2010
Institut Pertanian Bogor2010 – sekarang
 Riwayat Prestasi
PrestasiLembagaTahun
Peserta Olimpiade Matematika Tingkat ProvinsiUniversitas Negri Surabaya (UNESA)2008
Siswa Teladan M.A Unggulan Amanatul UmmahM.A Unggulan Amanatul Ummah2009
Santri Terbaik IPP. Amanatul Ummah2009
Juara I Lomba Pidato Bahasa ArabPP. Amanatul Ummah2009
Peserta Olimpiade Matematika Tingkat NasionalInstitut Teknologi Sepuluh November (ITS)2009
Peserta Olimpiade Matematika Tingkat ProvinsiInstitut  Agama Islam Negri Sunan Ampel (IAIN S.A)2009
Semifinalis Olimpiade Matematika Tingkat ProvinsiUniversitas Negri Surabaya (UNESA)2009
Penerima Beasiswa Kementrian Agama R.IKementrian Agama R.I2010 - sekarang
Riwayat Organisasi
OraganisasiJabatanTahun
OSIS  M.A  Unggulan  Amanatul  UmmahBendahara2009-2010
CSS MoRA IPBAnggota2010-2011
CSS MoRA IPBSubDep FASPRO2011-2012
Riwayat Kepanitiaan
KepanitiaanJabatanTahun
Buka Bersama CSS MoRA IPBAnggota2010
Lomba  Kebersihan Kontrakan  CSS MoRA IPBKetua2010
Bina dan Expo PesantrenAnggota2011
Pekan Santri Berprestasi NasionalAnggota2011
Open House CSS MoRA IPB 48Anggota2011

Seputar Peternakan Ku

Jumlahnya terus menyusut, dan secara umum peternak mandiri saat ini dalam kondisi berusaha bertahan menjaga kelangsungan usahanya
Untuk bertahan menjadi peternak mandiri di saat ini dan di masa datang, diperlukan modal dan mental yang kuat. Tidak bisa sekadar pas-pasan, karena di saat merugi besarannya pun tidak tanggung-tanggung. Bermodal kuat tapi mental tidak kuat dipastikan akan mundur. Sebaliknya mental kuat tapi tidak bermodal cukup, untuk sekarang tidak ada lagi ceritanya. Demikian diutarakan Setya Winarno, salah seorang peternak mandiri dari daerah Bogor, Jawa Barat.

Masa keemasan usaha budidaya broiler (ayam pedaging) komersial bagi peternak mandiri sudah berlalu. Masa-masa peternak bisa mendulang untung besar hanya terjadi di era 90-an. Sebagai gambaran adalah apa yang dialami Yan Sudiyanto. Menurut pengakuannya, dari keuntungan skala usaha broiler 20 ribu ekor ia mampu membeli 2 rumah, 5 petak tanah,dan 8 buah mobil.  Ia menambahkan, kala itu usaha peternakan ayam 90 % didominasi peternakan rakyat. Dengan alasan kehabisan modal, di 1998 Yan dipaksa menyerah dan tidak lagi berstatus peternak mandiri setelah melakoni profesi tersebut selama 12 tahun. Kendati demikian, hasrat untuk kembali beternak broiler sampai hari ini belum padam. “Kalau ada yang beri modal saya beternak lagi,” ujar pria yang kini sibuk menjadi konsultan peternakan ini kepada Trobos Livestock.
Terus Susut
Berdasarkan versi peternak, yang diistilahkan dengan peternak mandiri adalah peternak yang membeli DOC (day old chicken/ayam umur sehari), pakan, dan obat–obatan kemudian memelihara dan menjual sendiri hasil produksinya. Fenomena terakhir menunjukkan, kelompok peternak ini keberadaannya makin tergerus. Jumlahnya terus menyusut dari waktu ke waktu.

Winarno menyodorkan fakta empiris. Kata pria yang juga Dewan Pengawas PPUN (Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara) ini, meskipun tidak ada data yang detil dan valid tetapi fenomena perkembangan negatif peternak mandiri bisa dibaca. Dicontohkan dia, saat PPUN berdiri di 2001 anggotanya sekitar 70 peternak mandiri yang terdiri atas 15 peternak senior dan 55 peternak yunior.
Setelah 11 tahun, peternak senior yang 15 orang masih bertahan dengan beberapa diantaranya semakin besar, tetapi sebagian besar mengecil skala usahanya. Sementara 55 yunior, melalui seleksi alam tinggal 7 – 8 peternak yang tetap bertahan. “Realitasnyasurvival rate (daya tahan-red) peternak mandiri setelah 10 tahun itu adalah 10 – 15 %. Mungkin kalau 15 tahun tinggal 5 – 10 %,” ujar pria yang biasa disapa Win ini.
Dipaksa Bertarung
Keterangan bermuatan keluhan juga disuarakan Sigit Prabowo, Ketua PPUN. Ia yang juga peternak mandiri di Bogor dan telah beternak 13 tahun mengisahkan, iklim usaha peternakan ayam saat ia memulai beternak sangat menjanjikan. Ia menyebut, populasi 5.000 ekor saja bisa memperoleh untung sampai Rp 20 juta. “Sekarang, alih-alih untung besar. Yang ada malah rugi,” keluhnya.

Ia mengurai pendapat, saat ini peternak mandiri dipaksa bertarung melawan usaha peternakan komersial kelompok kemitraan yang berafiliasi dengan perusahaan besar (baca: integrator). Semua peternakan ayam baik skala UKM (Usaha Kecil Menengah) maupun skala industri, hasil produksi usahanya menyasar target pasar yang sama, pasar becek,atau pasar tradisional. “Seharusnya, pelaku usaha skala industri tidak melempar panennya ke pasar becek, tapi menggarap pasar industri dan pasar modern,” ujarnya setengah menuntut.
Menurut dia, usaha peternakan ayam sekelas industri semestinya mampu menciptakan pasar sendiri karena kekuatan modal yang dimiliki, tenaga ahli/konsultan, sampai tim pemasaran. “Tidak sulit bagi mereka menggarap pasar baru, karena sudah punya rumah potong sendiri dengan produk ayam beku segar. Ketika produksi berlebih, karkas bisa disimpan di coldstorage,” terangnya. Kalau itu sudah berjalan dengan baik, peternak skala kecil akan mengikuti. Tapi kalau kondisinya seperti ini terus, kata Sigit, peternak skala kecil sulit bersaing dengan skala industri.
Dijelaskan Yan, dulu peternak rakyat jumlahnya banyak dan mampu bertahan karena aturannya jelas. Ketika itu berlaku Undang–Undang nomor 6/1967 dan Keputusan Presiden nomor 22 tentang peternakan yang mencantumkan pembatasan antara peternak rakyat dengan peternak besar. Pelaku usaha skala industri tidak boleh budidaya, kalaupun budidaya hasil produksinya tidak boleh dijual ke pasar becek dan harus diekspor.
Tetapi, pada era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid aturan tersebut dicabut/tidak berlaku, pemain skala besar maupun kecil sama disebutnya peternak. “Semua tumpah ruah jadi satu dan ikut dalam satu permainan. Nggak heran kalau banyak peternak mandiri yang rontok,” terang Yan.
Untung Makin Tipis
Menjamurnya peternak kemitraan di daerah Bandung juga disebutkan Jajang Hermawan sebagai sebab tidak stabilnya harga ayam di wilayah tersebut. Peternak mandiri yang didapuk jadi Ketua PPBR (Perhimpunan Peternak Bandung Raya) ini menuding, banyak usaha kemitraan baru yang muncul belum punya pasar. “Alhasil, strateginya adalah harga ayam dibanting lebih murah di bawah harga pasaran agar pasar yang ada bisa direbut,” ujarnya gusar.

Jajang mengatakan, posisi harga ayam yang di bawah HPP (Harga Pokok Produksi) yang berkepanjangan beberapa bulan terakhir menjadi peringatan bagi peternak mandiri. “Kalau kondisi seperti ini terjadi terus–terusan sangat berat bagi peternak mandiri. Yang tidak kuat pasti gulung tikar,” kata dia.
Kadma Wijaya, peternak mandiri yang juga di daerah Bogor, memberikan gambaran makin mepetnya laba dari waktu ke waktu. Disebutnya, kalkulasi margin keuntungan peternak mandiri dari dulu sampai sekarang angkanya di kisaran Rp 500 – 1.000 per kg. “Semakin besar skala usaha, margin keuntungan semakin besar karena semakin efisien,” jelasnya.
Sumarno peternak mandiri dari daerah Mojokerto Jawa Timur juga menyebut kisaran margin keuntungan peternak mandiri saat ini sekitar Rp 500 per kg. Bahkan, angka tersebut dinilainya sudah termasuk besar karena tak jarang margin keuntungan hanya Rp 200 per kg. “Apalagi kalau harga DOC dan pakan naik terus, HPP jadi membengkak otomatis margin keuntungan makin berkurang,” jelas lelaki yang menjadi peternak sejak 2004 ini.
Tetap Pilih Mandiri
Menariknya, sekalipun kerap dibuat jungkir balik dan berdarah-darah oleh gejolak harga ayam hidup di pasaran, para peternak “veteran” ini tak surut tekadnya untuk tetap basah kuyup dalam bisnis broiler. Dan walaupun fluktuasi harga dipastikan masih bakal menghantui usahanya, tidak terbersit oleh para peternak mandiri ini untuk beralih bergabung dalam tren peternakan kemitraan, menjadi mitra (baca: plasma) perusahaan integrator.

Jajang misalnya, bertekad tetap menjadi peternak mandiri. Alasan dia, ingin sepenuhnya merasakan dan membuktikan sejauh mana keuntungan/kerugian yang diperoleh. Soal risiko rugi, kata dia itu konsekuensi dari usaha. Dan alasan utama, tentu saja untung yang bisa diraup. Jajang mengakui, berdasarkan pengalaman, selisih harga jual ayam hidup milik peternak mandiri di pasaran umumnya lebih tinggi ketimbang peternak kemitraan.

sumber : majalah TROBOS Livestock edisi Januari 2013 atau bisa lihat di http://www.trobos.com/show_article.php?rid=4&aid=3709

TAMU

Flag Counter